Rabu, 10 Oktober 2012

Rainbow eksperimen :)


 


Percobaan Membuat Pelangi


Ø  Tujuan : Untuk melihat dan mengetahui bagaimana perbedaan massa jenis setiap zat akan   menghasilkan lapisan-lapisan (Struktur) berdasarkan perbedaan volume dan kerapatannya (massa jenisnya).
Ø  Alat :
1.     Buah Tabung Reaks
2.     Gelas ukur
3.     3 buah kaki tiga
4.     3 buah pembakar spiritus
5.     3 buah kasa
6.     Beberapa buah pipet tetes
7.     3 Buah batang pengaduk
Ø  Bahan :
1.     Pewarna kue ( Tiga warna berbeda )
2.     Gula pasir
3.     Air
4.     Korek api
Ø  Langkah kerja :
1)     Persiapkanlah semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan
2)    Siapkan 3 buah pembakar spiritus, 3 buah kaki tiga, dan 3 buah kasa. Lalu atur posisi atau letak  masing-masing alat.
3)    Nyalakan spiritus dengan korek api kemudian letakkan masing-masing spiritus dibawah kaki tiga yang sudah diletakkan kasa diatasnya.
4)    Siapkan 3 buah gelas tabung reaksi dan isilah masing-masing tabung reaksi dengan 100 ml air.
5)     Letakkan masing-masing gelas tabung reaksi diatas kasa ( Kaki Tiga ) kemudian panaskan dengan spiritus.
6)    Biarkan sesaat sampai mendidih Apabila muncul gelembung-gelembung kecil pada masing-masing gelas tabung reaksi, itu tandanya air sudah mendidih.
7)    Siapkan gula pasir dan gelas ukur.
8)    Masukkan gula pasir kedalam gelas tabung reaksi saat air sudah mendidih dengan aturan :
a.     Gelas tabung reaksi pertama dimasukkan gula pasir sebanyak 50ml.
b.     Untuk gelas tabung reaksi kedua dimasukkan gula pasir sebanyak 20 ml.
c.     Sedangkan pada gelas tabung reaksi ketiga dimasukkan gula pasir sebanyak 5 ml.
9)    Aduklah masing-masing gelas tabung reaksi dengan menggunakan batang pengaduk agar gula pasir larut dan bercampur rata dengan air.
10)  Apabila gula pasir sudah larut merata, masukkan pewarna kue ( dengan tiga warna berbeda ) kedalam setiap gelas tabung reaksi. 
Dengan aturan :
·         Larutan air gula 50 ml, diberi warna hijau.
·         Larutan air gula 20 ml, diberi warna kuning.
·         Larutan air gula 5 ml, diberi warna merah.
11)   Aduk kembali menggunakan batang pengaduk sampai warna pada masing-masing larutan bercampur rat, kemudian matikan spiritus dan biarkan sesaat agar larutan mendingin.
12)  Setelah larutan air gula cukup mendingin ( tidak lagi ber-uap ), siapkan 1 buah gelas ukur yang bening dan beberapa pipet tetes.
13)  Tuangkan larutan air gula berwarna hijau secara perlahan-lahan kedalam gelas ukur bening sapai setinggi 10 ml. Tuangkan dengan hati-hati menggunakan pipet tetes !
14)  Kemudian tuangkan larutan air gula berwarna kuning kedalam gelas ukur dengan perlahan-lahan menggunakan pipet tetes sampai sebanyak 10 ml. Tuangkan laruta secara hati-hati dengan cara menyentuhkan ujung pipet tetes kedinding bagian dalam gelas ukur.Hal ini bertujuan agar saat larutan kedua dimasukkan, warna tidak saling bercampur sama lain. lakukan sampai ketinggian larutan mencapai 20 ml. 
15)  Lalu tuangkan larutan air gula berwarna merah denganpipet tetes kedalam gelas ukur dengan menggunakan teknik yang sama sebanyak 10 ml.
16)   Lakukan sampai ketinggin ketiga larutan ( hijau, kuning, dan merah ) mencapai 30 ml.
17)  Amatilah percobaan.
Ø  Hasil pengamatan
Setelah percobaan selesai, terlihat bahwa antar larutan warna merah, kuning dan hijau dalam gelas ukur bening tidak saling bercampur satu sama lain dan membentuk lapisan berwarna pelangi stabil.
Ø  Kesimpulan hasil percobaan :
Kesimpulan yang dapat diambil dari percoban membuat pelangi adalah adanya tingkatan lapisan (Yang di tunjukan dengan warna pelangi) yang disebabkan oleh perbedaan massa yang meliputi volume dan kerapatan / tingkat kepekatan dari masing-masing larutan.
Larutan warna hijau adalah larutan yang massa jenisnya paling berat dibadingkan dengan kedua larutan diatasnya, sedangkan larutan yang berwarna merah merupakan larutan yang masssa jenisnya paling ringan dibandingkan larutan berwarna hijau dan kuning.
Larutan warna hijau yang dituangkan pertama kali kedalam gelas ukur bening, tidak bercampur dengan larutan kuning dan merah diatasnya karena densitasnya stabil. larutan warna hijau massa jenisnya lebih berat karena kandungan 100 ml artinya adalah 50 ml gula pasir. Larutan warna kuning yang berada dibagian tengahpun stabil karena massa jenisnya lebih ringan dari pada larutan warna hijau, yaitu 100 ml air mengandung 20 ml gula pasir, dan lebih berat dari pada larutan warna merah yang masssa jenisnya paling ringan, yaitu 100 ml air mengandung 5 ml gula pasir.
Ø  Perbandingan
a.     Larutan berwarna hijau
50ml/100ml = 0,5ml
b.     Larutan berwarna kuning
20ml/100ml = 0,2ml
c.      Larutan berwarna merah
5ml/100ml = 0,05ml

osmosis





OSMOMETER TELUR
Ada kalanya kita mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep yang benar kepada siswa. Termasuk juga dalam pembelajaran biologi. Berikut ini saya akan mencoba memberikan salah satu cara membelajarkan siswa untuk memahami konsep osmosis, harapannya siswa tidak lagi mengalami miskonsepsi.
Baiklah, sebelumnya osmosis sering disalahpami oleh siswa kita. Contoh misalnya osmosis adalah peristiwa yang merupakan kebalikan dari peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermiabel semata. Pada pemahaman seperti ini tidak memperhatikan molekul mana yang bergerak? Jika diperhatikan bahwa yang mengalami pergerakan adalah molekul pelarut (air) maka tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi maupun osmosis sama-sama bergerak/berpindah untuk meniadakan gradien konsentrasi sehingga pada akhir proses akan didapatkan kondisi larutan yang seimbang (isotonis).
Praktikum sederhana ini akan memanfaatkan membran semipermiabel alami yang dimiliki oleh telor.
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Telur ayam
2. Sedotan
3. Lilin
4. spidol
5. Bekerglass 100 ml
6. Air
7. Penggaris
Berikut langkah-langkah pembuatan osmometer dari telur:
1. Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan padada bagian ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak-retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah.
2. Bersihkan  bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retakan-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3 sentimeter persegi.
3. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan sedotan.
4. Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
5. Nyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masukkan sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor).
6. Isilah bekerglas 100 ml dengan air kurang lebih 90 ml.
7. Ambillah  potongan lidi (2-3 batang) dan diletakkan miring dari dasar bekerglas ke mulut bekerglass yang berguna untuk menyangga telur supaya tidak tenggelam ke dasar bekrglass.
8. Sebelum dimasukkan bubuhkan skala pada sedotan dengan menggunakan titik 0 dari pangkal sedotan yang berhimpit dengan ujung telur.
9. Masukkan telur pada bekerglas yang sudah diisi air dengan pelan-pelan dan mulailah mencatat waktunya.
10. Amati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5 menit kurang lebih 30 menit atau secukupnjya hingga Anda mendapatkan data yang representatif.
Selamat Bereksperimen ^_^

Selasa, 09 Oktober 2012

SAINS DAN PERADABAN DIDALAM ISLAM


REVIEW BUKU
SAINS DAN PERADABAN DI DALAM ISLAM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah: Keterpaduan Islam dan IPTEK
Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si., M.A














Disusun Oleh:

Sofwah Agustia Afifah

Biologi  D- 59461281 / Semester VII





JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2 0 12











BAB I
PENDAHULUAN
A.                Informasi Buku:
Judul               : Sains Dan Peradaban di Dalam Islam / science and civilization in islam
Karangan         :Seyyed Hossein Nasr pada tahun 1968 di Harvard University press,Cambridge Massachusetts dengan kata pengantar oleh Giorgio de santillana.
Penerjemah      : J.Mahyudi
penyunting       : Ahmad Noe’man
Penerbit           : Pustaka
kota                  : Bandung
Cetakan            : ke II tahun 1997

B.                 Latar belakang Buku
            Sejarah sains sering ditinjau pada masa kini sebagai akumulasi progresif dari teknik dan penghalusan metoda kuantitatif dalam mempeljari alam.pandangan seperti ini menganggap konsepsi sains sekarang sebagai satu – satunya yang berlaku:krena itu orang mengukur sains dari peradaban lain dengan sains modern dan mengevaluasinya terutama,menurut “perkembngannya “.dengn berlalunya waktu. Bagi seorang muslim,sejarah adalah rangkaian peristiwa – peristiwa yang tidak sedikitpun mempengaruhi dasar- dasar Islam yang non- temporal.ia lebih berkeinginan mengetahui dan “menyadari”dasar – dasar ini dari pada memperhatikan originalitas dan perubahan sebagai kebajikan intrinstik.
            Dalam pengertin universal islam dapat dikatakan punya tiga tingkat.Gnosis di zaman Iskandariah menggunakan mitologi yang berbelit- belit sebagai sarana untuk menyatakan doktrinnya.dalam islam simbolisme intelektif ini sering bersifat matematis,sedangkan pengalaman langsung seorang mistikus ( sufi )   diungkapkan dalam syair hebat seperti syair Jalaluddin Rumi.
Islam lahir kedunia pada awal abad ke -7 M,thun pertamanya adalah tahun 622 M.ia menyebar keseluruh timur tengah,Afrika Utara dan spanyol pada akhir abad ini juga.sebagaimana agama Islam adalah Agama “Jalan Tengah”begto pula daerahnya menempati- nyatanya sekarangpun masih “sibuk tengah “ bulatan bumi dan tlantik ke pasifik. Dunia barat memusatkan daya Intelektualnya dalam pengkajian aspek kuantitatif benda,dengan begitu mengembangkan sains alam,yang menghasilkan buah nyata ddalam bidang fisikdan hasil ini mendapatkan penghrgn tinggi dimna mana bagi kebanyakan merek “sains” diartikan sama dengan teknologi dan aplikasinya.kontrs dengan itu,sains islam berusaha pada akhirnya mencapai ilmu yang kan memberikan saham untuk kesempurnaan spiritual dan bagi orang yang sanggup mengkajinya;untuk mengrah hal ini seorang harus menemptkan dirinya dalam perspektif islam dan menerima sah suatu sains kealaman yang punya tujuan lain dan menggunakan cara yang berbeda daripada tujuan dan cara sains modern.sama tidak adilnya untuk mengenl sains barat melulu dri hasil materinya,begitu pula lebih tidak adil lagi untuk mengukur sins Abad pertengahan dari “manfaat” luarnya saja,
C.                      Latar belakang pengarang
            Seyyed Hossein Nasr lahir di kota Teheran, Iran, pada tanggal 7 April 1933. Ayahnya bernama Seyyed Valiullah Nasr. Beliau adalah seorang ulama besar sekaligus menjabat sebagai guru dan dokter pada masa dinasti Qajar. Gelar Seyyed adalah sebutan kebangsawanan yang dianugerahkan oleh raja Syah Reza Pahlevi kepada keduanya. Keluarga Nasr adalah penganut aliran Syi’ah tradisional yang menjadi aliran teologi Islam. Aliran ini banyak dianut dan didominasi oleh penduduk Iran sampai sekarang, walaupun telah terjadi revolusi di sana. Hal ini disebabkan karena paham Syi’ah telah lama hidup di sana. Di samping itu juga karena didukung oleh banyak ulama terkenal dan berpengaruh.
            Nasr memperoleh pendidikan tradisional di Iran pada usia 13 tahun. Pendidikan tradisional ini diperoleh secara informal dan formal. Pendidikan informalnya dia dapat dari keluarga, terutama dari ayahnya, sedangkan pendidikan tradisional formalnya diperoleh di madrasah Teheran. Selain itu dia juga dikirim oleh ayahnya untuk belajar filsafat, teologi, dan tasawuf di madrasah pendidikan yang bertempat di Qum. Allamah Thabathaba’i adalah pengasuh madrasah tersebut. Ia juga diberi pelajaran tentang hafalan al-Quran dan pendidikan tentang seni Persia klasik.
            Obsesi Valiullah Nasr kepada Hossein Nasr adalah agar menjadi orang yang memperjuangkan kaum tradisional dan nilai-nilai ketimuran. Hal ini dimulai dengan memasukkkan Hossein Nasr ke Peddie School di Hightstown, New Jersey, Amerika Serikat. Ia  lulus pada tahun 1950. Kemudian melanjutkan ke Massacheusetts Institute of Technology (MIT). Di institusi pendidikan ini Nasr memperoleh pendidikan tentang ilmu-ilmu fisika dan matematika teoritis di bawah bimbingan Bertrand Russel. Beliau dikenal sebagai seorang filosof modern. Nasr banyak memperoleh pengetahuan tentang filsafat modern. Selain bertemu dengan Bertrand Russel, Nasr juga bertemu dengan seorang ahli metafisika bernama Geogio De Santillana. Dari kedua ini Nasr banyak mendapat informasi dan pengetahuan tentang filsafat timur, khususnya yang berhubungan dengan metafisika. Dia diperkenalkan dengan tradisi keberagamaan di timur, misalnya tentang Hinduisme. Selain itu Nasr juga diperkenalkan dengan pemikiran-pemikiran para peneliti Timur, diantaranya adalah pemikiran Frithjof Schuon tentang perenialisme. Selain itu juga berkenalan dengan pemikiran Rene Guenon, A. K. Coomaraswamy, Titus Burchardt, Luis Massignon dan Martin Lings.
            Pada tahun 1956 Nasr berhasil meraih gelar Master di MIT dalam bidang geologi yang fokus pada geofisika. Belum puas dengan hasil karyanya, beliau merencanakan untuk menulis desertasi tentang sejarah ilmu pengetahuan dengan melanjutkan studinya di Harvard University. Dalam menyusun disertasinya Nasr dibimbing oleh George Sarton. Akan tetapi sebelum disertasi selesai ditulis, George Sarton meninggal dunia, sehingga Nasr mencari pembimbing yang baru. Ia mendapatkan bimbingan berikutnya oleh tiga professor, yaitu Bernard Cohen, Hammilton Gibb dan Harry Wolfson. Disertasi ini selesai dengan judul “Conceptions of Nature in Islamic Thought” yang kemudian dipublikasikan oleh Harvard University Press pada tahun 1964 dengan judul “An Introduction to Islamic Cosmological Doctrines”. Dengan selesainya disertasi ini Nasr mendapat gelar Philosophy of Doctor (Ph.D) dalam usia yang cukup muda yaitu 25 tahun, tepatnya pada tahun 1958














BAB II
ISI BUKU

1.Tokoh – Tokoh Universal Sains Islam
Sepanjang sejarah islam,tokoh sentral pengajaran sains ialah orang bijaksana,atau hakim.biasanya ia seorang dokter.penulis,dan penyair,seorang Astronom dan matematikawan dan terutama sekali,ia adalah seorang bijak.pada tokoh hakim ini orang dapat melihat kesatuan sains bagaikan cabang yang banyak dari satu pohon,yang batangnya ialah kebijaksanan yang menjelma dalam diri orang bijak itu.
a.       Jabir ibn Hayyan ( 103H/721 M- 200 H/815 M)
Jabir ibn Hayyan al-Azdi al- Thusi al- shufi,pemula alkhemi dalam islam .kelurganya berasal dari suku azd dari arabia Selatan,yang pada masa kebangkitan islam menetap di Kufa.yahnya seorang Syi’ah menentang kaum Umayyah di khurasan negeri kelahiran jabir,kemungkinan besar di kota Thus.
Tulisan – tulisan jabir yng berjumlah sekitar tiga ribu,sebagian besar adalah naskah pendek,telah membuat orang meragukan keasliannya dan beberap sejarawan sampai mempertnyakaan eksistensi historis jabir.termasuk karya utama jabir ialah seratus dua belas buku,jabir tidak hanya menulistentang ALkhemi jabir dibidang dimana ia merupkan tokohnya yang terbesar di bad pertengahan,tpi jug tentang logika,filsafat,ilmu medis,guna- guna ( occult), fisika,dan mekanika dan hmpir semua bidang ilmu yang lainnya.
b.      Abu Ya’qub ibn Ishaq al Kindi ( 185 H/801 M- 260 H/873M)
Al kindi,Al kindus dalam bahasa latin yang dijuluki “filosof bangsa arab” berasal dari suku Arab,Kindah.Al kindi tergolong filosof saintis muslim pertama,ia menulis sekitar dua ratus tujuh puluh makalah yang sebagian besar kini hilang,mengenai logika,filsfat,fisika,semua bidang matematika dan juga musik,obat – obatan dan kehidupan binatang.beliau pendiri aliran filsafat peripatetik islam yng sngt dihormati dibarat di abad pertengahan dan di masa renesans sehingga ia dipandang sebagai seorang tokoh Astrologi dan Cardano menyebutnya seorang dari dua belas tokoh besar intelektual ummat manusia.
c.       Abu’L-Walid Muhammad ibn Rusyd ( 520 H /1126- 595 H/1198 M)
Ibn Rusyd atau Averroes,pengikut termurni Aristoteles diantara filosof muslim,lahir di cordova dari keluarga terkenal yang terdiri dari ahli hukum dan sarjana keagamaan ia belajar hukum dan sarjana ke agamaan. Di dunia barat Ibn Rusyd dia\pandang sebagai pemikir muslim yang pling besar pengaruhnya,sebagian besar karyanya masih ada dalam versi latin dn ibrani.
2.         Dasar Sistem Pengajaran Dan Lembaga Pendidikan
Klasifikasi islam atas sains didasarkan pada hirarki yang selama berabad – abad telah membentuk matriks dan latar belakang system pendidikan Muslim.kesatuan sains selalu merupakan intuisi utama dan sentral yang jdi tolak pandangan bagi studi beragan sains ini.cara memelihara proporsi dan hirarki sains ini ialah dengan mengklasifikasikannya hal yang amat diperhatikan cendekiawn muslim.dengan cara :
1)      Klasifiksi sins menurut AL farabi
Pengklasifikasian sains dikalangan Cendekiawan muslim Islam,dimulai Oleh al – kindi pada abad ke – 3 H/ke – 9M dan kemudian dilanjut kan oleh orang lain .misalnya berdasarkan pembagian sains menurut Aristoteles kedalam sains teoritis,praktis dan produktif,seperti dijelaskan dlam Isagoge (pengantar) oleh porphyry.
Salah satu klasifikasi permulaan dan pling berpengaruh ialah yang dibuat oleh Al- Farabi yang dimuat dibukunya yng berjudul Perincian Sains ( Ihsha ‘al ‘Ulum) dikenal dibarat sebagai De Scientiis.al – farabi meninggalkan pengaruh pada sebagian  besar pemikir muslim pengikutnya,seperti dapat dilihat  dari fakta bahwa Klasifikasi sain-nya diambil alih dengan hanya sedikit perubahan oleh Ibn Sina,al – ghajali dan Ibn Rusyd.
2)      Lembaga Pendidikan
Tujuan Maktab yang msh bertahan dibnyak bagian dunia islm,ialah memperkenalkan Remaja dengan Ilmu membaca,menulis,dan lebih khusus dengan prinsip – prinnsip Agama.anak- anak,pria dan Wanita diberikan pelajaran,umumnya dimasjid,kan tetapi terkadang juga dirumah masing – masing siswa diperintahkan untuk menghormati guru dan juga sub jek yang diajarkan.jadi maktab berfungsi disamping sebagai pusat pendidikan agama dan sastra bagi masyarakat Umum,juga sebagai sesuatu lembaga pengajaran lanjut dimana sains diajarkan dan dikembangkan.
3)      Lembaga pengajaran tinggi
Pada abad ke – 4H /ke – 10 M lembaga utama pengajaran selain maktab yang lingkungannya diketuai seorang professor dimana dibicarakan berbagai sains yang religious maupun yang filosofis.kemudian dalam tahun 395 H/1005 M khalifah fatimiyah al – hakim membangun Dar al – Ilm ( wisma ilmu) di kairo,dimana diajarkan matematika dan fisika.lembaga pengajaran   tinggi atau Universitas mencapai klimaks pembangunannya pada pertengahan akhir abad ke- 5 H  / ke 11 M.
Meskipun tidak selalu seluruh bidang ilmu teoritis,yang dibahas al- farabi,diajarkan disetiap madrasah yang berwenang mengajarkan beberapa aspek ilmu tersebut,jadi pencari ilmu atau siswa sungguh,yang secara khusus dinamakan dalam bahasa arab ,Thalabah ( yakni “seseorang yang mencari) mungkin harus mengembara dari satu sekolah ke sekolah yang lain,dari seorang guru ke pengajar berikutnya,tapi ia akan selalu mendapatkan ilmu yang dicarinya jika ia berusaha cukup keras,Lembaga – lembaga pengajaran,walaupun melemah dibanyak bagian dunia muslim setelah abad ke – 8 H /ke -14 M dank e – 9 H/ke -15M,bagaimanapun terus mempertahankan tradisi belajar- mengajar,yang amat terkenal melalui buah yang dihasilkannya sepanjang periode abad pertengahan.
4)      Observatorium
Pembangunan observatorium sebagai lembaga ilmiah tersendiri,dimana dilakukan pengamatan dan juga sebagai pusat pengajaran astronomi dan ilmu yang bertalian dengannya,berasal dari islam.observatorium islam pertama ialah Syammasiyah yang didirikan Al- ma’mun di Baghdad sekitar 213 H/ 828 M yang dipimpin oleh dua ahli astronomi termasyhur,Fadhl ibn Al- Nubakht dan Muhammad Ibn Musa Al – Khawarazmi.
5)      Rumah Sakit
Rumah sakit juga penting sebagai salah satu lembaga ilmu,karena sebagian besar pengajaran ilmu medis klinik dilakukan dirumah sakit.sementara aspek teoritis ilmu medis terus dibahas dimasjid dan madrasah.segi praktisnya biasanya diajarkan dirumah sakit,yang kebanyakan punya perpustakaan dan sekolah,yang khusus dirancang untuk tujuan tersebut.Rumah sakit permulaaan islam Ialah yang didirikan pada 88 H /707 M oleh khalifah Walid Ibn Abd al- malik dari dinasti Umayyah di damaskus.Parah Khalifah Abbasiyah menata pendidikan medis,sehingga mahasiswa setelah menjalani pelatihan teoritis maupun praktis menulis satu naskah – seperti tesisi modern dana kalau in diterima mendapatkan surat izin atau diploma dan profesornya,memberinya isin berpraktek medis.mereka juga harus mengambil sumpah Hippocrates.

6)      Pusat Sufi
Diantara lembaga ilmu terdapat pusat Sufi yang dalam bentuk tunggal istilahnya Khanaqah Dalam Bad permulaan – permulaan Islam.pusat ini berfungsi seperti yang dapat diduga sebagai pusat pertemuan kaum sufi,tempat ,mereka melakukan sebagai latihan spiritual dan dimana mereka yang telah siap dapat menerima tuntynan dalam rahasia ilahi.Pusat sufi berfungsi sebagai pusat belajar tetapi pelajaran yang tidak ditemukan di dalam buku,dan untuk menemukan ini tidaklah cukup melatih kemampuan pikiran saja.Pusat Sufi dengan demikian memegang Peran bersamaan dengan sekolah masked,observatiorium dan Rumah sakit sebagai satu dari lembaga utama yang bertanggungjawab dalam pembinaan dan penyebaran sains dalam Islam.
3.Kosmologi,Kosmografi,Geografi dan sejarah Alam.
a.       Kosmologi dan Kosmografi
Dalam peradaban klasik Islam studi ini menarik bagi santis kealaman,ahli geografi dan sejarawan maupun bagi ahli theologi,filosof,dan Gnostik.semua studi semacam ini yang berhubungan deengan berbagai bagian Kosmos yang secara teknis harus dipandang sebagai sains Kosmologis berada dalam kerangka kosmolodi islam,yang dalil dasarnya diturunkan dari Al- Qur’an.kosmologi islam tergantung dari semangat dan Khas Wahyu Islam,tidak hanya dalam prinsip umumnya tetapi juga dalam hal formulasi dan terminologi.terdapat benih dari Kosmologi dan Kosmografi yang lengkap di dalam Al- Quran tentang in dijelaskan oleh kaum sufi,filosof dan saintis angkatan terakhir.Quran berbicara tentang Tujuh bumi dan tujug langit,hal tahta/kursi dan Ars illahi (arsy), mengenai gunung kosmis Qaf dan soal pohon kosmis yang semuanya menjadi unsur penting dalam kosmologi islam.
b.      Geografi
Geografi ialah suatu dari sains – sains yang paling dikembangkan kaum muslim.studi geografi dikalangan kaum muslimin tidak hanya meliputi negeri – negeri Andalusia,Afrika utara,Eropa selatan dan daratan Asia,tapi juga lautan Hindia dan semua laut- laut yang berbatasan dengannya.Kaum muslim sanggup mengarungi lautan – lautan tersebut.memperbaiki cara Navigasi dan seni kartografi,yang amat erat hubungannya dengan itu.Astrolab (alat ukur tinggi binatang) juga disempurnakan bagi pelayaran.

Ahli Geografi islam banyak memanfaatkan,Geografinya ptolemeus yang menjadi batu landasan sains ini dikalangan muslim.tokoh muslim terkenal yang pertama dalam bidang ini ialah Hisyam Al-Kalbi, yang termasyhur awal abad ke -3 H /ke- 9 M dan yang khusus terkenal karena studinya tentang Negeri Arab.tokoh biografi muslim lainnya ialah Muhammad Ibn Musa Al- khawarazmi ahli Matematika dan Astronomi dengan karyanya Wajah Bumi yang merupakan perbaikan karya ptolemus dalam hal teksnya maupun peta – peta yang dihasilkannya. Pada abad 9 M Al-kindi dengan karya “keterangan tentang bagian bumi yang berpenghuni dan Al-Ya’qubi  dengan buku tentang Negeri negerinya yang khusus terkenal karena studi topografinya.
c.       Sejarah kealaman  
Kajian Sejarah kealaman pada abad pertengahan dalam islam maupun Kristen,meliputi banyak topik dari mulai geografi,geologi,botani.zoologi dan Antropologi hingga sejarah sakral, mitologi dan kosmonoligi.sejarawan dunia muslim seperti Al-Tharabi dan Almasudi memulai sejarah manusia mereka sejak saat penciptaan dan memandang eksisitensi social manusia nereka sejak saat penciptaan dan memandang eksisitensi social manusia dalam hubungannya dengan lingkungan kosmisnya.sejarah kealaman dalam islam dalam kenyataannya biasanya dikembangkan dalam kerangka sejarah sakral seperti halnya halnya dalam tradisi Yahudi,dimana pengarang philo menulis sejarah universal sebagai komentar terhadap perjanjian lama,khususnya kitab kejadian.dalam tradisi penulisan sejarah kealaman ini tidak dibuat perbedaan antara sakral dan yang profane semua makhluk didunia dikaji sehubungan dengan asal usul ilahinya.
Pikiran ilmuan muslim selalu berada dalam kekaguman vis-à-vis dunia Alam.sementara ia mengambil manfaat darinya baginya alam tidak pernah kosong dari semngat hidup ataupun kehilangan bau – bau surge duniawi.ketenangan dan kedamaian sekaligus keajaiban dan kehebatan yang menjadi ciri konsep islam tentang surga.semua ito membangkitkan perasaan keseimbangan dan ketenangan dalam pikiran muslim.yang diulang dalam seni dan arsitektur islam .jadi alam bukan memainkan peran negatif dan suram seperti halnya bagi Kristen abad pertengahan.sebaliknya ia adalah pancaran kegembiraan dan keindangan seperti dapat dilihat dari studi ilmiah maupun sastra tentang Alam.dan dalam seni,yang diciptakan dan dibina dalam perdaban islam.

4.Fisika
Fisika dalam sains abad pertengahan seperti juga dikalangan bangsa Grika, mencangkup pengkajian “semua yang berubah “ atau dengan menggunakan terminologi Aristoteles,tentang semua hal di dunia penciptaan dan perusakan.Dalam Dunia Islam pengkajian fisika (thabi’iyat) lebih dari pada sains manapun mengikuti ajaran aristoteles dalam garis besar dasarnya. Studi seperti studi optika al- Haitsam yang dari pendirian modern tentang “pertumbuhan pogresif sains “mungkin tampak penting sekali tidak pernah berada dijantung kehidupan intelektual islam yang lebih menfokuskan perhatiannya pada aspek manifestasi kosmis yang tidak berubah ketimbang yang berubah.studi – studi ini sungguh penting bagi sains islam tapi itu tak pernah boleh dianggap identik dengannya.
A.    IBN AL-HAITSAM (ALHAZEN)
Al- Haitsman adalah tokkoh besar optik  antara ptolemeus dan witole.ia adalah ahli matematika,dan astronomi terkemuka dan seorang filosof,seorang ahli fisika dengan hasil pencapaian yang menyebabkan tokoh – tokoh modern tertentu menempatkannya sebagai ahli fisikan terbesar abad pertengahan.Ahatsam meberikan sumbangsi yang penting kapada studi gerak ia menemukan prinsip inersia / kekekalan dan kepada fisika langit dan ilmu statistika baru.
Kontribusi pada studi mengenai fisiologi mata dan masalah penglihatan,seperti tokoh lainnya seperti IBn sina dan Al- biruni ,Al – haitsman percaya bahwa dalam proses penglihatan,cahaya datang ke mata.lebih lanjut ia menganalisa peran mata sebagai sebuah lensa dan mencoba membuka rahasia mengenai penglihatan dengan mengkobinasikan pengetahuannya tentang fisika dan ilmu medis.studinya tentang fisiologi dan penyakit mata tergolong dalam sejarah ilmu medis islam dan juga dalam optika itu sendiri.
5. Matematika
Matematika dlam perspektif islam dipandang sebagai gerbang dari dunia indra menuju dunia pengertian,tangga anatar dunia perubahan dan dunia arketip.studi ilmu matematika dalam islam meliputi subjeh yang hamper sama dengan Quadrivium latin,dengan penambahan optika,dan sedikit subjek sekunder.unsur utamanya masih tetap seperti pada Quadrivium – aritmatika,geometri astronomi dan musik,kebanyakan sanities dan filosof islam terdidik dalam semua sains ini beberapa saintis seperti ibn sina,al –farabi, dan Al- ghazali menulis naskah penting tentang music dan pengaruhnya terhadap jiwa.
Sejarah matematika dalam islam dimulai dengan Muhammad Ibn Musa Al- khawarizmi dalam karya tulisnya tradisi matematika Grika dan India bersatu.al-khawarizmi meninggalkan beberapa karya terpenting diantaranya buku kesimpulan dari proses kalkulasi untuk paksaan dan persamaan.
Alkhawarizmi diikuti dalam abad yang sama oleh Al kindi filosof islam terkenal pertama yang juga seorang ahli Matematika,menulis naskah dalam hamper semua cabang subjek dan muridnya Ahmad Al- sarakhsi terkenal dengan karyanya dalam geometri,music dan Astrilogi.dan juga Al- Mahani yang melanjutkan pengembangan aljabar dan menjadi terkenal karena studinya mengenai masalah Archimedes dan ketiga putra Syakir ibn Musa-muhammad,Ahmad dan Hasan yang juga disebut “Bani Musa” mereka semua adalah ahli matematika yang ternama dan Ahmad juga seorang Ahli fisika yang cakap.
A.    Ikhwanus – shafa
Ikhwanus- shafa yang identitas historisnya masih tetap diragukan adalah sekumpulan sarjana,kemungkinan besar dari Basrah yang dalam abad ke – 4 H /ke – 10 M menerbitkan satu ikhtisar seni dan sains dalam 52 risalah.ikhwanus- shafa jelas bersimpati dengan aspek Pythagoras – Hermetik warisan Grika,seperti Khusus tamapak dalam teori matematika mereka yang pada abad – abad selanjutnya berpengaruh besar,khususnya dikalangan syi’ah.sperti pengikut Pythagoras mereka mengutamakan aspek simbolik dan metafisik dari artmetika dan geometri.
B.     Al- Khawarizmi
Ilmu aljabar dapat dikatakan berasal dari karya tersohor Muhammad ibn Musa Al- khawarizmi berjudul buku kesimpulan proses kalkulasi untuk paksaan dan persamaan( kitab Al- mukhtashar fi hisab al –jabar wa’lmuqabalah) dimana umtuk pertama kalinya kata arab “al – jabar” yang berarti “paksaan” dan juga “perbaikan / retorasi” digunakan.buku al- khawarizmi tentang aritmatika yang kemudian diterjemahkan ke bahasa latin bersama karyanya mengnai aljabar,berjasa lebih dari pada teks tunggal lain manapun,dalam penyebaran system perhitungan india dalam dunia islam dan juga barat.  




6.Astronomi
Dalam Astronomi, kaum muslimin meneruskan tradisi ptolemeus sambil memanfaatkan  secara eksisitensi pengetahuan bangsa Persia dan India.para astronom pertama Islam yang berkembang dalam pertengahan terakhir dari abad ke- 2 H/ke 8M di Baghdad mendasarkan karya astronomi nereka pada hakikatnya atas table astronomi Persia dan India.karya astronomi terpenting yang masih terdapat dari Persia zaman pra – Islam ialah Zij-shahi atau zij-i-shah ri-yari ( table raja ) dirancang sekitar 555 M ,semasa pemerintahan raja dinasti Sassania,Anushirawan yang adil dan daftar itu sendiri pada garis besarnya berdasarkan teori dan praktek astronomi bangsa India.
7.Ilmu medis
Ilmu medis islam adalah salah satu faset peradaban islam yang paling Mashur dan pling terkenal,karena merupakan satu dari cabang sains dimana kaum muslimin paling unggul,bukan hanya selama abad pertengahan saja dokter – dokter muslim dikaji dengan sungguh – sungguh dibarat.
Ilmu medis islam lahir sebagai hasil integrasi ilmu medis Grika tradisi Hippokrates dan galen dengan teori praktek bangsa Persia dan india,dalam konteks umum Islam.karenanya ia bersifat sintesis menggabungkan pendekatan observasi dan kongkrit aliran hippokrates dengan metode teoritis dan filosofis dari Galen,serta menambah gudang Ilmu medis Grika yang telah besar itu dengan teori dan pengalaman para dokter Persia dan India khususnya dalam farmakologi.   














BAB III
Penutup
Kelebihan buku :
Buku ini merupakan salah satu karya besar dari Sayyed Hasan Nash,dimana dalam buku ini mengungkap perkembangan sains di Islam,yang berisi berbagai ilmu sains yang maju pada kejayaan islam.buku ini juga membuka pengetahuan kita bahwa pada Masanya Islam memegang pengetahuan di dunia. Dalam buku ini Nasr berbicara tentang sistem pengajaran dan lembaga-lembaga Islam tradisional. Ia memberikan penjelasan historis sains dalam budaya Islam, yaitu Kosmologi, Kosmografi, Geografi, Sejarah Alam, Fisika, Matematika, Astronomi, Kedokteran dan Kimia. Berkat studinya tentang sains di M.I.T, Nasr mengembangkan kritik yang konsisten terhadap sains modern. Ia menegaskan bahwa dalam peradaban tradisional, sains merupakan bagian dan bidang alam suci yang ada. Pencerahan secara salah telah memisahkan sains dari agama atau prinsip-prinsip suci, yang menyebabkan munculnya sekularisasi. Karena itu, sains yang di-desakralisasi, dengan memproklamirkan ketakterikatannya dari agama, telah menjadi kekuatan tak terkendali, yang menimbulkan masalah-masalah yang mengancam keberadaan manusia. Nasr juga menentang pengulangan dan peniruan buta terhadap sains modern oleh orang-orang Muslim yang tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensi tindakan tersebut bagi Islam dan kehidupan Muslim.
Kekuranagan buku :
Karena buku ini merupakan buku terjemah sehingga banyak kosa kata yang tidak baku serta terdapat rangkaian kalimat yang tidak baku sehingga kita harus teliti dalam membacanya,hal tersebut dimungkinkan juga karena dicetak pada tahun 1997 sehingga dalam menerjemahkan buku ini masih sedikit sulit.