Katak Rawa "Kekar" Ditemukan di Riau
Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Selasa, 28 Agustus 2012 |
06:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Satu
lagi jenis katak baru ditemukan di Indonesia, menandakan bahwa Indonesia kaya
akan beragam jenis amfibi. Spesies yang ditemukan kali ini dinamai Hylarana
rawa. Penemuan spesies ini melalui proses panjang. Pada tahun 2007, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan beberapa pihak menginventarisasi
biodiversitas Suaka Margasatwa Giam-Siak Kecil. Tujuannya, sebagai acuan
pengajuan suaka margasatwa sebagai cagar biosfer.
Dalam proses inventarisasi, peneliti dan teknisi herpetologi LIPI, Ir
Mumpuni dan Mulyadi, berhasil mengambil satu spesimen katak yang kemudian
dideskripsikan sebagai Hylarana rawa ini.Jumlah spesimen yang
berhasil dikoleksi hanya satu. Spesimen itu kemudian dibawa ke Museum Zoologi
Bogor. Identifikasi morfologi saat itu hanya berhasil mengidentifikasi hingga
tingkat genus, yakniRana.
Rana sebelumnya adalah
marga yang juga menaungi Hylarana. Karena perkembangan taksonomi,
maka Rana sekarang terbagi menjadi beberapa marga baru, di
mana Hylarana hanya salah satunya.
Identifikasi secara molekuler pada spesimen baru dilakukan Amir Hamidy
dari Museum Zoologi Bogor bersama pembimbing S-3-nya di Kyoto University,
Masafumi Matsui, pada tahun 2012.
"Dari hasil analisis molekuler dari mitokondria DNA, gen 16S rRNA,
bisa diketahui bahwa MZB Amp 14656 (kode spesimen) merupakan jenis baru, dengan
perbedaan jarak genetik yang cukup besar 13,9–15,7 persen dari jenis-jenis lain
sekerabatnya," urai Amir.
Peneliti juga membandingkan spesimen dengan tiga jenis katak segenus
lain, Hylarana baramica,Hylarana laterimaculata, dan Hylarana
glandulosa. Ciri-ciri yang membedakan jenis-jenis tersebut diidentifikasi.
"Karena MZB Amp 14656 merupakan spesimen jantan, maka kami berhasil
mengidentifikasi salah satu karakter seks sekunder, yaitu memiliki humeral
gland (kelenjar di lengan atas) yang sangat besar dibandingkan dengan
ukuran badannya," jelas Amir. Kelenjar tersebut membuat lengan katak
terkesan kekar.
Selain karakteristik itu, dalam surat elektronik kepada Kompas.com, Senin
(27/8/2012), Amir juga mengatakan bahwa Hylarana rawa memiliki
selaput kaki yang minimal, tak seperti katak jenis lain.
Tentang nama "rawa" sendiri, Amir mengatakan, nama itu dipilih
sesuai habitatnya di rawa. Menurutnya, tak banyak jenis katak yang bisa
beradaptasi dan hidup di lingkungan rawa gambut yang asam. Setelah
deskripsi Hylarana rawa sebagai spesies baru, pencarian lagi
spesies itu masih perlu dilakukan. Hingga saat ini, informasi biologi seperti
populasi dan status konservasinya belum diketahui.
"Jangan sampai penemuan kali ini menjadi yang terakhir
ditemukannya Hylarana rawa. Kekhawatiran ini cukup beralasan karena
amfibi merupakan hewan yang sangat rentan dengan perubahan lingkungan, termasuk
pemanasan global," ungkap Amir.
Penelitian ini dipublikasikan di
jurnal Current Herpetology edisi Juni 2012.
Editor :
Eko Hendrawan Sofyan